9/08/2013

Inilah Sebuah Perjalanan


Aku berdiri di sebuah pusara dan merenung nasib penghuninya. Aku melihat sebuah pondok buruk yang dihuni oleh seorang yang aku kenal.

Aku bertanya padanya, "Bukankah rumahmu di dunia dahulu tersergam besar dan indah?" "Lalu, mana saja semua itu yang engkau banggakan sewaktu engkau hidup di atasnya?"

Dia menjawab duka, "Dunia telah mempermainkan cintaku. Ketika aku berkorban segalanya demi bukti cintaku padanya, dia malah meninggalkanku sendirian di pondok buruk ini."

"Di mana sahaja pangkat dan kedudukanmu yang engkau bangga dengannya?", aku kembali bertanya.
Dia menjawab, "Semua itu pura-pura tidak mengenaliku lagi di sini."

"Keluargamu?"
"Mereka telah menganggapku sebagai orang asing", jawabnya perlahan.

Aku bertanya lagi, "Lalu siapa yang menemanimu saat ini?"
Sambil tunduk menangis, dia menjawab sedih, "Kesombongan, keserakahan, kezaliman, kedurhakaan dan segala dosa-dosaku. Sungguh....mereka bukanlah teman yang baik buatku."

Aku mengeluh panjang sambil membaca ayat berikut buatnya:

“Dan dikatakan: Pada hari ini Kami melupakan kalian sebagaimana halnya dahulu kalian melupakan pertemuan dengan hari kalian ini, tempat tinggal untuk kalian adalah neraka, sama sekali tidak ada bagi kalian seorang penolong.” (QS. Al-Jatsiyah: 34)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar